sumber : HypeMY
sumber : Denver7
I. Gambaran Permasalahan Subjek
Isabella Guzman merupakan seorang remaja asal Colorado, Amerika Serikat yang membunuh ibu kandungnya sendiri pada tahun 2013 silam. Saat kasus pembunuhan tersebut terjadi Isabella masih berusia 18 tahun. Diketahui jika Isabella telah memiliki masalah perilaku sejak kecil. Karena kekhawatiran tersebut, Ibunya mengirim Isabella yang saat itu berusia 7 tahun untuk tinggal bersama dengan ayah kandungnya. Isabella akhirnya tinggal bersama kembali dengan ibu kandungnya saat berusia 14 tahun, tetapi tampaknya memiliki permasalahan selama masa remajanya. Berikut rangkuman informasi lebih mendalam mengenai kasus pembunuhan tersebut :
- Hubungan Isabella dengan Ibu Kandungnya. Isabella Guzman dan ibu kandungnya bernama Yun Mi Hoy memiliki hubungan yang tidak terlalu baik. Hubungan keduanya semakin memburuk ketika ibunya memutuskan untuk menikah lagi. Isabella dan ibunya kerap kali bertengkar, dan seiring berjalannya waktu sikapnya semakin kasar dan tidak menghormati orang tuanya, bahkan Isabella pernah meludahi wajah ibunya saat sedang bertengkar hebat.
- Hubungan Isabella dengan Ayah Kandungnya. Diketahui, Isabella lebih dekat dengan ayah kandungnya yang bernama Robert Guzman, karena seringkali Isabella dan ayahnya berbincang dari hati ke hati. Sejak ibunya memutuskan untuk bercerai dan menikah lagi Isabella menganggap bahwa ayahnya berada di pihak yang lebih menderita, dan ibunya sebagai pihak yang jahat atau antagonis.
- Isabella Kirim E-mail Ancaman Kepada Ibunya. Sebelum melakukan aksi kejamnya, Isabella Guzman sempat mengirimkan e-mail kepada ibunya. Dalam e-mail tersebut, Isabella menuliskan ancaman kepada sang ibu yang berisi "Anda akan membayarnya". Ibunya sempat meminta bantuan kepolisian karena merasa khawatir dan ketakutan atas isi dari e-mail tersebut, lalu pihak polisi mendatangi rumah Isabella dan menasehatinya, saat itu polisi berhasil menenangkan Isabella untuk sementara waktu.
- Isabella Menikam Ibunya di Kamar Mandi. Ayah Tiri Isabella, Ryan Hoy mengungkapkan jika peristiwa penikaman tersebut terjadi di dalam rumah tepatnya di kamar mandi lantai 2. Pada pukul 9.30 malam, istrinya Yun Mi Hoy pulang dari kerja dan mengatakan kepada Ryan yang sedang makan di ruang tamu bahwa dirinya ingin mandi dan naik ke lantai atas. Sekitar pukul 10 malam, Ryan mendengar jeritan istrinya memanggil namanya diikuti suara dentuman keras seperti pukulan dan segera berlari ke kamar mandi di lantai atas, namun Isabella dengan cepat menutup dan mengunci pintu kamar mandi. Ryan melihat darah mengalir dari bawah pintu kamar mandi dan langsung berlari ke lantai bawah untuk menelpon 911. Sesaat setelah itu, Isabella keluar dari kamar mandi dan berjalan keluar sambil memegang pisau yang telah berlumuran darah, menatap lurus ke depan dan berjalan melewati Ryan.
- Isabella Menikam Ibunya Sebanyak 79 kali. Isabella menikam ibunya, Yun Mi Hoy yang berusia 47 tahun sebanyak 79 kali, termasuk 31 kali di wajah dan 48 kali di leher. Isabella juga menghabisinya ibunya dengan menggunakan tongkat baseball.
- Isabella Ditangkap Usai Menjadi Buron Selama 16 Jam. Usai melakukan aksi kejamnya, Isabella kabur ke sebuah minimarket di dekat rumahnya untuk membersihkan diri. Isabella mengatakan kepada petugas minimarket, bahwa dirinya telah diperkosa dan meminta izin untuk mencuci rambutnya di wastafel dan mengganti pakaiannya.
- Isabella Didiagnosis Mengalami Skizofrenia dan Delusi Paranoid. Dr Richard Pounds yang merawat Isabella mengatakan bahwa gadis tersebut mengalami gangguan jiwa skizofrenia dan delusi paranoid (suara dan visual) selama bertahun-tahun. Saat dirawat di rumah sakit jiwa Colorado di Pueblo, Isabella sering menatap ke ruangan kosong, lalu berbicara dengan seseorang yang tidak terlihat dan tertawa sendiri. Isabella mengalami delusi dan meyakini jika Yun Mi Hoy bukanlah ibu kandungnya, melainkan sosok wanita bernama Cecelia. Isabella membunuh ibu kandungnya dengan tujuan untuk menyelamatkan dunia.
- Isabella Mengaku Mendapatkan Kekerasan dari Keluarga. Selama proses perawatan di rumah sakit jiwa, Isabella mengakui jika dirinya kerapkali mendapat kekerasan dari keluarganya di rumah, karena orang tuanya merupakan penganut ajaran Jehovah. Kekerasan tersebut semakin parah ketika Isabella memutuskan keluar dari ajaran tersebut saat usianya 14 tahun. Namun pernyataan Isabella tersebut masih belum dapat dipastikan kebenarannya.
II. Analisis dengan Teori Psikososial
Erik Erikson, seorang tokoh psikologi yang mengembangkan teori psikososial, mengemukakan bahwa perkembangan kepribadian seseorang berasal dari pengalaman
sosial yang telah dilalui sepanjang hidupnya sehingga disebut sebagai perkembangan psikososial, yang melibatkan aspek psikologis atau mental serta kondisi sosial. Teori perkembangan psikososial ini menggambarkan dampak dari pengalaman sosial bagi individu dari segala jenjang usia.
Menurut Erikson perkembangan kepribadian seseorang terjadi dalam
serangkaian tahapan, dan akan terus berubah karena menyesuaikan pengalaman dan informasi baru yang diperoleh dari interaksi sehari-hari individu dengan orang lain. Setiap tahapan dibangun berdasarkan dari tahapan sebelumnya, yang membuka jalan untuk ke periode perkembangan berikutnya. Dalam setiap tahapan, individu tidak akan lepas dari adanya konflik yang justru dapat berfungsi sebagai titik balik dalam proses perkembangan. Jika individu berhasil menangani konfliknya dengan baik, maka akan muncul tahapan kekuatan psikologis yang dapat menolongnya sepanjang hidup. Sebaliknya, jika individu gagal dalam menangani konfliknya, maka individu akan kesulitan untuk dapat mengembangkan keterampilan penting yang diperlukan untuk menjadi diri yang kuat, merasakan ketidakseimbangan dalam aspek-apek
perkembangannya, dan muncul perasaan tidak mampu dalam diri individu.
Pada kasus Isabella Guzman, apabila dikaitkan
dengan teori perkembangan psikososial milik Erik Erikson yang terdiri dari 8 tahap perkembangan, maka Isabella yang pada saat kejadian berusia 18 tahun berada di tahap 5 Identity vs. Confusion (identitas vs
kebingungan). Tahap ini memainkan peranan yang mendasar dalam perkembangan
perasaan dan identitas diri yang dimiliki oleh individu, serta mempengaruhi perilaku dalam tahap perkembangan selanjutnya. Namun, sebelum mencapai tahap 5, apabila berfokus pada tahap psikososial sebelumnya, Isabella telah mengalami hambatan pada perkembangan di tahap 3 Initiative vs Guilt (prakarsa vs rasa bersalah), terjadi ketika orang tua Isabella bercerai saat usianya 3 tahun dan pada tahap 4 Industry vs Inferiority (industri vs inferioritas), dimana Isabella memiliki masalah pada perilakunya. Ketika Isabella berusia 7 tahun, Yun Mi Hoy, ibu kandungnya sengaja mengirimkan Isabella ke rumah ayah kandungnya untuk tinggal bersama, karena ibunya tidak tahan dengan perilaku bermasalah Isabella ketika sebelumnya tinggal bersama setelah perceraian terjadi, termasuk dengan ayah tiri Isabella.
Lebih jelasnya, tahap 3 berfokus pada kekuatan dan kendali individu terhadap dunia dan interaksi sosialnya, apabila individu mengalami kegagalan pada tahap ini maka akan timbul perasaan tertinggal, perasaan bersalah, ragu dan kurang memiliki inisiatif yang dapat berdampak pada kualitas ego atau yang dikenal sebagai tujuan tidak akan muncul. Sedangkan, di tahap 4 individu yang hanya menerima sedikit atau tidak memperoleh sama sekali dorongan dari orangtua, guru atau teman sebaya akan tumbuh menjadi seseorang yang meragukan kemampuannya untuk sukses. Jika individu mampu mencapai tahap 4 dengan baik, maka pada tahap 5 individu yang telah menerima dorongan dan
penguatan positif akan memunculkan keyakinan pada diri, kemandirian, kontrol diri yang kuat dan sebaliknya jika individu gagal mencapai tahap 4 dengan baik maka dapat timbul perasaan tidak aman, binggung terhadap diri sendiri maupun masa depannya.
Apabila dilihat dari latar belakang kehidupan Isabella, dirinya mengalami kebingungan untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah dari peranan orangtuanya
setelah keduanya memutuskan untuk bercerai. Isabella juga kurang mendapatkan dorongan dan penguatan positif yang sesuai dengan kondisi dirinya, meskipun ayahnya merupakan sosok keluarga yang dekat dengan Isabella dibandingkan anggota keluarga yang lain, namun ayahnya tinggal di tempat yang berbeda dengan Isabella serta kurang bisa memahami kondisi psikologis Isabella secara lebih mendalam. Karena beberapa jam sebelum peristiwa penikaman terjadi, ayahnya sempat datang ke rumah menemui Isabella secara langsung untuk memberikan nasehat kepada putrinya tersebut agar menghormati ibunya, mencoba lebih mendengarkan dan semua akan baik-baik saja. Robert Guzman, ayah Isabella menganggap jika percakapannya dengan putrinya sore itu berhasil membuat Isabella mengerti, tanpa membayangkan akan terjadi peristiwa penikaman di malam harinya.
Kemudian, apabila diidentifikasi dari tahap 4 yang berhubungan dengan dorongan dari pihak orang tua
atau gurunya untuk mengembangkan perasaan mampu dan yakin akan keterampilan
yang dimiliki, Isabella justru hanya menerima sedikit atau bahkan tidak
mendapatkan dorongan dan penguatan positif sama sekali dari keluarga maupun teman sebayanya sejak Isabella masih kecil, ditambah lagi kehadiran ayah tirinya yang tidak diharapkan. Selain itu, Isabella juga drop out dari sekolah menengah atasnya. Berbagai situasi yang dihadapi Isabella tersebut secara bertahap menjadi pemicu semakin terhambat perkembangan identitasnya. Isabella tumbuh menjadi sosok pribadi yang meragukan dirinya sendiri serta tidak memikirkan bagaimana perilakunya dapat berdampak negatif terhadap dirinya maupun orang lain.
Kesulitan Isabella dalam menghadapi konflik secara internal tersebut kemudian berdampak negatif pada perkembangan identitas egonya. Menurut Erikson, identitas ego berubah secara konstan karena pengalaman baru dan informasi yang diperoleh tiap hari melalui interaksi dengan orang lain. Sedangkan pengalaman baru yang berhubungan dengan interaksi sosial tidak diperoleh oleh Isabella secara maksimal, dimana Isabella sebenarnya tidak memiliki teman dekat. Saat salah satu temannya diintrogasi oleh para penyidik, diperoleh informasi jika sebagian besar teman Isabella tidak menyukainya dan menggangap Isabella adalah seseorang yang kasar dan pembohong.
Kritik, saran maupun pujian tentunya akan sangat membantu penulis agar terus semangat
dalam meningkatkan kemampuan untuk dapat membuat tulisan yang lebih baik kedepannya.
Terima kasih dan Semoga bermanfaat.
- Merinta Wira A
Referensi :
https://allthatsinteresting.com/isabella-guzman
https://murderpedia.org/female.G/g/guzman-isabella.htm
https://www.killerqueenspodcast.com/free-weekly-episode-isabella-guzman/
https://www.westword.com/news/photos-isabella-guzmans-insanity-plea-accepted-for-stabbing-her-mom-151-times-5824652
https://www.cbsnews.com/colorado/news/who-is-isabella-guzman-aurora-murder-stabbed-mother-yun-hi-moy/dr Richard Pounds
https://www.verywellmind.com/trust-versus-mistrust-2795741